Saturday 18 June 2016

Mengenal Lebih Dekat Pogram SM-3T

SM-3T merupakan program pengabdian sarjana pendidikan untuk berpartisipasi dalam percepatan pembangunan pendidikan di daerah 3T selama 1 tahun untuk mempersiapkan pendidik profesional. Program SM-3T ini bertujuan untuk membantu daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (3T) dalam mengatasi permasalahan pendidikan. Ruang lingkup SM-3T selain melaksanakan tugas pembelajaran pada satuan pendidikan, juga melakukan  tugas sosial dan pemberdayaan masyarakat untuk mendukung program pembangunan pendidikan dan kebudayaan di daerah 3T.
Logo Program SM-3T
(Foto: google)
Program yang di gagas oleh Kemendikbud sejak 2011 yang lalu (sekarang ini sudah di ambil alih oleh Kemenristekdikti), setidaknya sudah melahirkan ribuan guru muda, dengan rata-rata 3000 orang yang di rekrut setiap tahunnya. Sejak 2012 hingga 2015, Lembaga Penyelenggara Tenaga Kependidikan (LPTK) Universitas Syiah Kuala di tunjuk sebagai panitia pelaksanaan maupun penerimaan SM-3T untuk wilayah Aceh. Jika di lihat dari pemilihan lokasi tes di formulir pendaftaran SM-3T 2016, hanya ada 11 LPTK saja, dan Unsyiah tidak masuk dalam daftar. Sejauh ini, belum bisa di pastikan apakah 11 LPTK itu keputusannya sudah final.

Yang amat disayangnya program ini hanya bisa di ikuti oleh Universitas yang berada di bawah naungan Kemendikbud, sedangkan yang di bawah Kementerian Agama (Kemenag) belum bisa di ikutsertakan dalam program ini.

SM-3T Provinsi Aceh, baru ikut serta dalam program tersebut sejak tahun 2012 lalu, hingga saat ini sudah melahirkan 4 angkatan. Jika dilihat secara nasional, SM-3T sudah ada 5 angkatan. SM-3T Aceh angkatan V yang berjumlah 96 orang di berangkatkan sejak bulan agustus 2015. Mereka di tempatkan di 3 Kabupaten, yaitu Kabupaten Anambas, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), Kabupaten Landak, Provinsi Kalimantan Barat dan Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur.

Ketiga daerah Kabupaten ini memiliki tingkat kesulitan maupun tantangan tersendiri. Anambas yang daerahnya di apit oleh pulau-pulau, membuat tranportasi antar tempat satu ke tempat lain agak sulit. Kabupaten Landak,  ada sebagian jalan yang masih beralaskan tanah, dan di saat musim hujan berubah menjadi lumpur, sehingga membuat medan menjadi berat. Jalan yang naik turun, bukit-bukit dan gunung-gunung yang menjulang membuat Kabupaten Manggarai disebut dengan negeri di atas awan. Tidak hanya itu, kondisi jalan banyak rusak, di tambah lagi dengan sering longsor, dan jurang antar kiri-kanan jalan menjadi tantangan sendiri bagi guru muda.

Secara umum ketiga daerah tersebut mempunyai kendala yang sama yakni, sebagiannya mengalami keterbatasan air, listrik yang kurang merata hingga sinyal handphone maupun internet bahkan tidak ada. Kembali lagi tujuan utama SM-3T untuk mengabdi, sehingga hal tersebut tidak di jadikan sebagai masalah, tetapi sebagai pengalaman yang paling berharga, yang memang tidak pernah mereka dapatkan sebelumnya. Berkat SM-3T, guru muda sudah tahu bagaimana beradaptasi di daerah 3T.

Misalnya seperti di daerah Manggarai, jika tempat penempatan guru SM-3T tidak ada 
air, secara otomatis harus mencari sumber air di sungai-sungai, rata-rata di setiap daerah tidak ada sumur, jadi penduduk hanya menggunakan air PDAM. Meskipun daerahnya tidak di aliri listrik, biasanya masyarakat setempat memiliki generator, yang hanya di gunakan pada malam hari saja, di saat itulah para guru hebat tersebut mengisi daya handphone maupun laptop.

Hal yang paling berat bagi guru SM-3T yaitu jauh dari keluarga, supaya komunikasinya lancar, trik yang mudah untuk mendapatkan sinyal, mereka harus mencari dimana titik-titik atau tempat yang ada sinyalnya. Jadi, komunikasinya tidak akan terputus sama sekali, paling-paling kalau Sabtu di kirim smsnya, Minggu baru sampai. Itu kemungkinan terburuknya, dan tidak semua daerah 3T mengalami kekurangan 3 aspek tadi. Untuk daerah 3T, jika 3 aspek tersebut ada di daerah itu, maka sudah merupakan suatu yang mewah. Dan perlu di ketahui, tidak semua daerah 3T memiliki keterbatasan, Pengalaman saya selama di Manggarai sekarang, mendapat daerah penempatan yang ada sumber air, listrik dan sinyal bagus (bahkan H+), terbukti meskipun saya di daerah 3T bisa memberikan informasi seputaran SM-3T kepada netter semua.

Setelah setahun mengabdi di tempat pengabdian, guru SM-3T akan di pulangkan ke LPTK masing-masing dan akan di lanjutkan dengan Pendidikan Profesi Guru (PPG) SM-3T selama setahun, Para peserta PPG SM-3T tidak perlu membayar untuk mengikuti proram ini, karena sudah di subsidi oleh pemerintah.


Kemudian juga, sebagai informasi tambahan berdasarkan pengalaman yang ada, para guru SM-3T tidak akan di tempatkan di LPTK yang di pilih pada saat tes. Tetapi, akan di kirimkan ke daerah lain, karena untuk membangun Indonesia memang harus di lakukan secara bersama-sama. Seperti semboyannya SM-3T, Maju Bersama Mencerdaskan Indonesia (MBMI). Kitalah generasi muda Indonesia yang akan menanam benih semangat kepada anak-anak di seluruh pelosok Indonesia. Jayalah negeriku dan bangkitlah negeriku. Salam MBMI untuk seluruh pendekar di seluruh nusantara.


No comments:

Post a Comment

Pages - Menu