Friday 4 November 2016

Kondisi Sekolah di Sambas Ini Memprihatinkan, Ayo Salurkan Donasi Anda!

Lihatlah bangunan ini, apakah yang terpikirkan di benak Anda? Ya, inilah tempat dimana siswa MIS Hidayatul Liniyah memperoleh pendidikan. Dinding kayu yang sudah melapuk, menjadi pemandangan yang biasa terhitung 3 tahun sejak sekolah tersebut di dirikan.

Sekolah berbasis Ibtidaiyah ini terletak di Desa Serunai, Kecamatan Salatiga, Kabupaten Sambas, Provinsi Kalimantan Barat. Sayangnya hanya di pandu oleh satu orang guru saja, sekaligus merangkap sebagai kepala sekolah.

Kondisi MIS Hidayatul Liniyah dari depan

MIS Hidayatul Liniyah bukanlah satu-satunya sekolah yang ada di tempat tersebut. Kepala Sekolah yang satu ini, ingin tetap mendirikan sekolah, ia ingin lebih menonjolkan ilmu agama. Dengan dasar itulah, anak-anak yang hanya berjumlah 11 orang saja hingga sekarang masih bertahan.

Kepala Sekolah/Guru MIS Hidayatul Liniyah, Guru SMKN 1 
Selakau Timur dan Guru SM-3T  Aceh penempatan
di SMKN 1 Selakau Timur saat mengunjungi 
sekolah tersebut.

Kondisi dinding sekolah yang memperihatinkan, 

Awalnya sekolah ini, di dirikan di tanah waqaf, karena tanahnya bermasalah, akhirnya di alihkan ke tanah pribadinya.

Dengan kondisi serba terbatas, hanya terdiri dari 2 kelas saja. Terpaksa setiap kelas di isi oleh murid yang kelasnya berbeda. Saat proses belajar-mengajar pria ini mengajar dengan menggunakan sistem kelas rangkap.

Ini adalah salah satu potret dari sekian banyak kondisi lembaga pendidikan di Indonesia yang bisa di katakan kurang layak. Lantai beralaskan tanah, dinding yang bolong di tutupi dengan seng bekas, tak membuat anak-anak di sekolah ini berhenti untuk mengejar cita-citanya. 



Meski bangunan yang memprihatinkan, tidak adanya buku pelajaran, kursi dan meja belajar yang rusak. Di tambah atapnya yang bocor, tak jarang air mengenangi kelas saat hujan. Namun, kita masih bisa melihat senyuman penuh semangat terpancar dari mereka.



Bagi Anda yang ingin membantu untuk kemajuan sekolah ini, silahkan salurkan ke No. Rekening 146-00-0430984 atas nama Mariati Gi. Sumbangan berupa barang, bisa di kirimkan ke alamat Jln. Ampera, Desa Seranggam, SMKN 1 Selakau Timur, Kode Pos 79452. Banyak atau sedikitnya donasi Anda, sangat membantu untuk memajukan sekolah ini.

Apa itu SM-3T?

Sebagian besar, mungkin masih bingung sebenarnya apa sih SM-3T itu? ada 3Tnya lagi? bahkan ada yang berasumsi 3T itu Terpencil, Terdalam, Tertinggal dan sebagainya. Menurut saya tidak ada masalah mengenai asumsi ini. Saat di penempatan, guru SM-3T akan di mengalami pengalaman lebih dari 3T. Kalau gak percaya, coba dech ikutan! ha..ha...ha..

SM-3T merupakan singkatan dari Sarjana Mendidik di daerah Terluar. Terdepan dan Tertinggal (SM-3T). Di sebut dengan Sarjana Mendidik, di karenakan salah satu syarat mendaftar adalah sudah memperolah gelar sarjana dan lulusan dari  sarjana pendidikan.

Lambang SM-3T
Nah, bagaimana dengan 3T? baiklah akan saya uraikan ya. Yang harus diketahui, setiap daerah mempunyai kelebihan dan kekurangannya sendiri. Tidak semua daerah tertinggal. Meskipun tergolong dari kategori tertinggal, bisa jadi daerah tersebut juga tergolong terdepan.
  • Terluar atau Terdepan: 
Daerah Terluar atau Terdepan merupakan daerah yang letaknya berbatasan atau berhadapan langsung dengan negara lain. Kadangkala tanpa terhalangi oleh pulau-pulau lain. Berikut beberapa contoh daerah terluar (Daftar Pulau Terluar di Indonesia).
  • Tertinggal
Daerah tertinggal adalah daerah yang masih kurang berkembang di bandingkan daerah lain secara nasional. Aspek penilaiannya meliputi perekonomian masyarakat, Sumber Daya Manusia (SDM) serta sarana dan prasarana. Berikut daftar 122 daerah tertinggal di Indonesia tahun 2015-2019, berdasarkan Presiden Peraturan Presiden Nomor 131 Tahun 2015 (Daftar 122 Daerah Tertinggal di Indonesia).

Baca juga Mengenal lebih dekat program SM-3T

Wednesday 2 November 2016

Siap-Siap Tahun Ajaran Baru, Kemendikbud Terapkan Full Day School

Dari awalnya kemunculannya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy telah mencuri perhatian masyarakat dengan berbagai kebijakan. Salah satunya yakni wacananya untuk memberlakukan Full Day School (FDS). Meskipun FDS atau sekolah seharian penuh ini menuai berbagai kritikan, hingga ada yang membuat petisi menolak di berlakukannya Full Day. Namun, Menteri yang menggantikan Anies Baswedan itu tetap akan menerapkan kebijakan tersebut.

Menurutnya, selama ini pendidikan non-akademik atau ekstrakulikuler masih kurang dikembangkan di sekolah-sekolah. Mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) FDS berharap FDS dapat meningkatkan karakter dari setiap siswa, termasuk juga mendalami kurikuler maupun ekstrakulikuler,

“FDS bukan berarti menghabiskan waktu di sekolah dengan kegiatan-kegiatan belajar mengajar dari kurikulum, namun ada ekstra kulikuler,” ungkapnya saat menyambangi Kaltara pada Selasa (1/11) kemarin. (kaltara.prokal.co)

FDS : Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendi
saat memberikan arahan kepada para guru  dan pemerintah Provinsi Kaltara
di ruang pertemuan Unikal pada (1/11) kemarin.
Foto: ERGY CHANRA/ RADAR KALTARA

Wacana yang di godok oleh Menteri ini bertujuan untuk mengurangi aktivitas anak-anak (SD dan SMP) berada di luar lingkungan sekolah, yang akan berdampak negatif bagi mereka, Apalagi dengan kondisi orangtuanya sibuk bekerja, senantiasa luput untuk mengawasi anak-anaknya. 

"Dengan sistem Full Day School ini secara perlahan anak didik akan terbangun karakternya dan tidak menjadi liar di luar sekolah ketika orangtua mereka masih belum pulang dari kerja," kata Mendikbud di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Minggu (7/8/2016). (kompas.com)

Saat Full Day School tersebut, anak-anak bisa memanfaatkan untuk menyelesaikan tugas-tugasnya sembari menunggu di jemput oleh orang tua mereka saat pulang kerja.

Muhadjir mengatakan Full Day School telah di lakukan uji coba di 500 sekolah di seluruh Indonesia. Dengan seiring berjalannya tahun ajaran baru, akan semakin bertambah. Angka tersebut belum termasuk sekolah-sekolah yang duluan sudah menerapkan FDS tanpa ada perintah dari Kememdikbud.

“Ini sudah kita uji coba 500 sekolah dan tahun ajaran baru akan kita tambah 1.500 sekolah,” katanya. (kaltara.prokal.co)

Tuesday 1 November 2016

Kemendikbud: Inilah 15 Game yang Dilarang untuk Anak-anak

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) merilis daftar 15 game kekerasan yang dianggap berbahaya bagi anak-anak.

Daftar tersebut diriis melalui situs sahabat keluarga (sahabatkeluarga.kemendikbud.go.id) yang dikelola oleh Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga Direktorat Jenderal PAUD dan Pendidikan Masyarakat.

Situs Sahabat Keluarga merilis daftar game yang dianggap berbahaya untuk anak. Ke 15 daftar game kekerasan tersebut terdiri dari :
1. World of Warcraft
2. Call of Duty
3. Point Blank
4. Cross Fire
5. War Rock
6. Counter Strike
7. Mortal Combat
8. Future Cop
9. Carmageddon
10. Shelshock
11. Raising Force
12. Atlantica
13. Conflict Vietnam
14. Bully
15. Grand Theft Auto

Kecanduan Game
Sebagian orangtua masih awam mengenai model atau rating game dan bahkan masih kurang menyadari kira-kira game apa yang cocok di mainkan oleh anak semua umur. 

Sejatinya, selain sebagai media untuk menghibur, game juga bisa meningkatkan kecerdasan anak-anak. Jika memang game dimainkan adalah game yang berkualitas, akan memberikan dampak positif bagi penggunanya. Banyak sekarang ini game yang bisa di download ataupun di install dari Play Store dan Google Play. Tinggal saja memilih sendiri mana yang memang sesuai. 

Lengahnya pengawasan orangtua mengenai hal ini akan berdampak buruk bagi anak, Anak-anak akan bebas memainkan game kesukaannya, tanpa mereka mengetahui apakah pantas bagi mereka atau tidak. Salah satu pengawasan yang bisa dilakukan yakni ikut terlibat langsung bersama anak untuk memilih game yang cocok. 

Berdasarkan hasil studi membuktikan, anak-anak yang memainkan game sesuai dengan umurnya cenderung cepat dalam meengambil keputusan dan berani, berlatihnya dari game.

Sebaliknya, anak-anak yang terbiasa memainkan game untuk orang dewasa, akan menimbulkan kecanduan karena adrenalin yang terpacu dan bisa berperilaku brutal. 

Berdasarkan penelitian Iowa State University US memainkan game yang mengandung kekerasan selama 20 Menit, akan dapat mematikan rasa. Dan pada akhirnya, jangan heran nantinya sangat gampang untuk melakukan kejahatan dan hialngnya rasa empati kepada orang lain.

Sumber: bangka.tribunnews.com

Pages - Menu