Monday 13 June 2016

Beginilah Cara Guru SM-3T Aceh di Manggarai (NTT) Bertahan Di Daerah Krisis Air

Sudah menjadi rahasia umum, bagi yang berkeinginan untuk menjadi guru muda SM-3T harus siap sedia jika daerah penempatannya nanti tidak ada air, tidak ada listrik, dan kemungkinan terburuk tidak ada sinyal. Sesuai dengan nama programnya Sarjana Mendidik di daerah Terluar, Terdepan dan Tertinggal (SM-3T), meskipun hanya ada 3T saja di label programnya, sebenarnya yang terjadi di lapangan bisa lebih dari itu. SM-3T sudah ada sejak tahun 2011, dan hinga saat ini telah mencetak lebih dari 13.000 guru muda, lantas apa yang membuat mereka bisa bertahan di daerah pelosok yang notabenenya serba kekurangan. 

Berikut ini, simaklah hasil wawancara singkat saya dengan salah satu guru SM-3T Aceh yang di tugaskan di Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur dengan kondisi daerah tempat tinggal mengalami krisis air dan tidak ada listrik. Seluruh masyarakat di Manggarai pada umumnya mengandalkan air dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dan air kali atau sungai. Berbeda dengan di Aceh, bisa menggunakan air sumur, tetapi di Manggarai jarang sekali ada yang memakai sumur, karena mata air sangat susah untuk didapatkan.



Guru SM-3T bersama siswa SDN Bea Lamba, Kecamatan Cibal Barat, Kabupaten Manggarai, NTT
Foto: Elfi Indriani



Nama Guru Muda SM-3T
  • Elfi Indriani, S.Pd
Lahir
  • 2 Desember 1991
Kuliah
  • FKIP PGSD Universitas Syiah Kuala (Unsyiah), Aceh
Penempatan
  • SDN Bea Lamba, Kecamatan Cibal Barat, Kabupaten 
  • Manggarai, NTT 
Asal 
  • Kabupaten Agam, Sumatera Barat



Jurnalis 3T :  Bagaimana perasaan Anda, saat pertama kali tiba di daerah penempatan?
Elfi Indriani  
"Saya merasa sangat sedih, saat pertama kali tiba di tempat penempatan. Pertama, karena memang di desa ini hanya sendirian saja, tidak ada teman dan di tambah lagi tidak ada saudara yang seiman. Kemudian, tempat saya tinggal jauh dari kota dan jalanpun banyak yang rusak. Saya juga merasa sedih, karena tidak ada listrik dan juga tidak ada air. Lengkap sudah penderitaan, ketika baru sampai di daerah penempatan". 

Jurnalis 3T :  Apakah Anda mengalami kesulitan, tinggal di daerah krisis ada air?
 Elfi Indriani   
"Awalnya saya memang mengalami kesulitan, tetapi untungnya saya tinggal di rumah Kepala Sekolah, jadi untuk keperluan shalat dan ke kamar mandi, ada bapak Kepsek yang ambil air di sungai pakai deregen dengan menggunakan motor. Kata istrinya Kepsek, ("Ibu tidak usah ambil air di sungai, sungainya jauh, waktu ibu mau nyuci dan mandi saja ke sana. Nanti saya minta bantuan anak-anak untuk temanin ibu"). Kalau untuk masak, ada anak SD yang antar air. Kebiasaan anak-anak di sini, Dalam seminggu 3 kali, mereka antar air ke rumah-rumah guru. Sejak saat itu, masalah air Alhamdulillah teratasi. Jujur, meskipun agak berat rasanya harus jalan kaki sekitar 2 KM untuk menuju ke sungai, di tambah lagi jalanan yang naik turun. Biasanya saya berangkat ke sungai itu sepulang dari sekolah, sekitar jam setengah 4 sore. Jika saya, telat sedikit antri, bisa-bisa sampai magrib di situ". 

Jurnalis 3T :  Bagaimana Anda bisa bertahan di daerah yang krisis air?
Elfi Indriani  
"Hal utama yang harus di lakukan adalah belajar untuk menghemat  penggunaan air. Biasanya untuk keperluan wudhu, banyak menghabiskan air, jadi saya gunakan air untuk keperluan yang lainnya seperlunya saja. Inilah salah satu nilai tambah SM-3T, dapat menyadarkan kita untuk mempergunakan air sebaik mungkin dan juga mengajari kita betapa pentingnya air dalam kehidupan. Kalau di kampung, air terbuang percuma, penggunaannya tidak efisien. Namun, kalau di sini, air sebesar kelingking pun sangat berarti".

Jurnalis 3T :  Apakah pernah terlintas di benak Anda untuk menyudahi SM-3T dengan segala keterbatasan yang ada?  
Elfi Indriani 
"Sama sekali tidak. Dari awal, saya sudah bertekad, apapun yang akan terjadi di lapangan nantinya harus siap. Sedikit mengeluh, itu hal biasa. Akan tetapi, dengan  melihat perjuangan penduduk di sini, menjadi tantangan bagi saya. Mereka bisa bertahan, kenapa saya tidak bisa?".

Jurnalis 3T :  Pengalaman apa yang paling berkesan selama mengikuti program SM-3T?
Elfi Indriani 
"Pengalaman  yang paling berkesan ialah saat berjalan untuk mendapatkan sumber air. Dulu di kampung, saya tidak pernah seperti ini. Saat menuju ke sungai, bisa berjalan dengan santai sambil memberikan senyum saat berjumpa dengan warga adalash suatu kesenangan tersendiri bagi saya. Meskipun kadang-kadang saya tidak memberikan senyuman. dengan sendirinya warga, baik muda maupun tua akan melemparkan senyuman mereka dengan penuh keikhlasan. Begittu juga, saat menuruni jalan, badan terasa ringan sekali, Sebaliknya, pada saat pulang sering sekali harus mandi keringat, karena perjalannnya jauh dan mendaki. Kadangkala saya berpikir, setiap hari bukannya mandi air, akan tetapi malah mandi keringat. Hal lain yang paling berkesan lainnya adalah rasa kekeluargaan mereka sangat tinggi. Terbukti, walaupun saya berbeda agama dengan mereka, mereka tetap menerima saya seperti keluarga sendiri. Hal ini di pengaruhi  oleh rasa toleransi yang dimiliki mereka sangat tinggi.                              
                               
Jurnalis 3T :  Apa saja perubahan yang telah Anda lakukan selama di penempatan atau di sekolah?
Elfi Indriani 
"Karena saya guru SD, perubahan yang telah saya lakukan adalah dengan membiasakan siswa-siswi untuk hidup bersih. Dulunya sebelum saya bertugas, anak-anak pergi ke sekolah tidak mencuci muka maupun menggosok gigi,  Sejak saya ada, setiap pagi saya usahakan untuk selalu memeriksanya dan menyuruh mere  untuk selalu mencuci muka dan menggosok gigi sebelum ke sekolah".

Jurnalis 3T :  Sejauh ini, bagaimana Anda bisa bertahan di daerah 3T?
Elfi Indriani
"Selalu berpikir positif , Allah sudah merencanakan yang terbaik untuk kita. Oleh karena itu, jalani, nikmati dan syukuri saja".

Jurnalis 3T :  Apa pendapat Anda mengenai program SM-3T?
Elfi Indriani 
"Program SM-3T keren!!!topp bangettt!!Bisa membuat kita menjadi lebih mandiri, lebih berbesar hati, bersabar, dan membuat kita semakin bersyukur dengan apa yang telah kita punya dibandingkan mereka di pelosok negeri".
                         
Jurnalis 3T :  Apa harapan Anda terhadap program SM-3T?
Elfi Indriani  
"Semoga program ini tetap di lanjutkan, supaya bisa mencerdaskan anak bangsa di  pelosok negeri. Banyak sekolah di pelosok yang masih kekurangan guru. Mereka butuh guru-guru muda yang bersemangat untuk menambah motivasi mereka dalam belajar".                                            
                              
Foto selama di penempatan


Elfi Indriani bersama anak didiknya (Foto: Elfi Indriani)
Saat mengantri air di sungai
(Foto: Elfi Indriani)
Foto bersama anak-anak (Foto: Elfi Indriani)
Terlihat warga sedang mengangkut air untuk 
kebutuhansehari-hari 
(Foto: Elfi Indriani)

No comments:

Post a Comment

Pages - Menu