Thursday, 24 October 2024

Rangkuman Koneksi Antar Materi - Modul 3.1

 

Tujuan pembelajaran khusus:
Cgp membuat kesimpulan (sintesis) dari keseluruhan materi yang didapat, dengan beraneka cara dan media CGP dapat melakukan refleksi bersama fasilitator untuk mengambil makna dari pengalaman belajar dan mengadakan meta kognisi terhadap proses pengambilan keputusan yang telah mereka lalui dan menggunakan pemahaman barunya untuk memperbaiki proses pengambilan keputusan yang dilakukannya.

Pertanyaan pemantik:

Bacalah kutipan ini dan tafsirkan apa maksudnya:

“Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik”

(Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best).

Bob Talbert

Dari kutipan di atas, apa kaitannya dengan proses pembelajaran yang sedang Anda pelajari saat ini?

Jawaban:

Dari kutipan tersebut menjelaskan bahwa seorang guru tidak boleh hanya memikirkan akademik dari murid saja. Akan tetapi, ada hal yang jauh lebih penting dari pada itu, yakni karakter. Oleh karena itu seorang pemimpin, baik itu kepala sekolah maupun guru yang berperan sebagai pemimpin pembelajaran, sudah seharusnya mempertimbangkan juga rasa empati, etika, maupun bijaksana dalam mengambil keputusan. Proses pembelajaran bukan hanya tentang hasil akademik, tetapi juga tentang membimbing murid dalam memilih apa yang berharga dalam hidup mereka.

Bagaimana nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang kita anut dalam suatu pengambilan keputusan dapat memberikan dampak pada lingkungan kita?

Jawaban:

Dalam pengambilan keputusan, guru penggerak memiliki 3 prinsip yang dapat diambil meliputi Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking), Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking), dan Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking). Meskipun demikian, penggunaan prinsip harus sesuai dengan nilai-nilai yang tertanam dalam setiap guru penggerak.

Agar prinsip-prinsip tersebut dapat memberikan dampak pada lingkungan kita maka setiap situasi memerlukan pendekatan yang berbeda, dan pengambilan keputusan yang bijaksana melibatkan pertimbangan berbagai prinsip ini agar mencapai hasil yang adil, efektif, dan tetap berempati.

Selain itu, kita juga melibatkan berbagai pihak dalam proses pengambilan keputusan, baik itu guru, siswa, atau staf. Dengan melibatkan mereka, keputusan yang diambil lebih dapat diterima, efektif, dan relevan dengan kebutuhan seluruh komunitas sekolah.

Bagaimana Anda sebagai seorang pemimpin pembelajaran dapat berkontribusi pada proses pembelajaran murid, dalam pengambilan keputusan Anda?
Jawaban:
Dalam merancang pembelajaran saya menggunakan pembelajaran berdiferensiasi. Hal tersebut untuk menyesuaikan metode dan materi pembelajaran agar relevan dengan gaya belajar murid yang memberikan dampak positif pada capaian mereka. Selain dalam memberikan tugas maupun soal kepada murid juga mempertimbangkan sosial-emosional dan juga pengelolaan waktu yang tepat agar murid tidak merasa terbebani. Saya juga mengambil keputusan untuk menerapkan  media dan teknologi pembelajaran yang inovatif agar  menciptakan lingkungan belajar yang lebih menarik dan efektif.

Menurut Anda, apakah maksud dari kutipan ini jika dihubungkan dengan proses pembelajaran yang telah Anda alami di modul ini? Jelaskan pendapat Anda.

Education is the art of making man ethical.

Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku etis.

~ Georg Wilhelm Friedrich Hegel ~

Jawaban:

Pendidikan berperan dalam membentuk karakter, di mana aspek kejujuran, tanggung jawab, dan integritas menjadi landasan dalam setiap keputusan yang diambil. Selain itu, pendidikan etis menjadi sangat penting karena keputusan yang saya ambil akan memengaruhi murid, guru, dan komunitas sekolah secara luas. Sebagai seorang pemimpin pembelajaran harus mampu mengelola emosi dan berperilaku dengan etis dalam konteks kepemimpinan dan dalam pengambilan keputusan tidak hanya berdasarkan rasionalitas, tetapi  bertindak adil dan menghargai setiap individu.

Rangkuman Kesimpulan Pembelajaran (Koneksi Antarmateri):

  • Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?
Jawaban:

Filosofi Pratap Triloka khususnya Inggarso Sung Tuladha memberikan pengaruh yang besar dalam mengambil keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. KHD berpandangan bahwa sebagai seorang guru itu harus memberikan teladan atau contoh praktik baik kepada murid. Dalam setiap pengambilan keputusan, seorang guru harus memberikan karsa atau usaha keras sebagai wujud filosofi Pratap Triloka Ing Madyo Mangun Karsa dan pada akhirnya guru membantu murid untuk dapat menyelesaikan atau mengambil keputusan terhadap permasalahannya secara mandiri. Guru hanya sebagai pamong yang mengarahkan murid menuju kebahagiaan. Hal ini sesuai dengan filosofi Pratap Triloka Tut Wuri Handayani.


  • Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?
Jawaban:

Keputusan tepat yang diambil tersebut merupakan buah dari nilai-nilai positif yang dipegang teguh dan dijalankan oleh kita. Nilai-nilai positif akan mengarahkan kita mengambil keputusan dengan resiko yang sekecil-kecilnya. Keputusan yang mampu memunculkan kepentingan dan keberpihakan pada peserta didik. Nilai-nilai Positif mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif serta berpihak pada murid adalah manufestasi dari pengimplementasiaan kompetensi sisoal emosional kesadaran diri, pengelolaan diri, kesadaran sosial,dan keterampilan berinteraksi sosial dalam mengambil kepurusan secara berkesadaran penuh untuk meminimalisisr kesalahan dan konsekuensi yang akan terjadi.

  • Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambilApakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebutHal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya.
Jawaban:

Coaching adalah keterampilan yang sangat penting dalam menggali suatu masalah yang sebenarnya terjadi baik masalah dalam diri kita maupun masalah yang dimiliki orang lain. Dengan langkah coaching TiIRTA, kita dapat mengidentifikasi masalah apa yang sebenarnya terjadi dan membuat pemecahan masalah secara sistematis. Konsep coaching TIRTA sangat ideal apabila dikombinasikan dengan sembilan langkah konsep pengambilan dan pengujian keputusan sebagai evaluasi terhadap keputusan yang kita ambil. Pembimbingan yang telah kita lakukan oleh pendamping praktik dan fasilitator telah membantu saya berlatih mengevaluasi keputusan yang telah saya ambil. Apakah keputusan tersebut telah berpihak pada murid, sudah sejalan dengan nilai-nilai kebajikan universal dan apakah keputusan yang saya ambil tersebut akan dapat saya pertanggung jawabkan.

  • Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?
Jawaban:

Sebagai seorang pendidik, kita harus mampu menjembatani perbedaan minat dan gaya belajar murid di kelas sehingga dalam proses pembelajaran murid mendapatkan pembelajaran yang menyenangkan dan sesuai profil belajar mereka masing-masing. Untuk itu diperlukan pengambilan keputusan yang tepat agar seluruh kepentingan murid dapat terakomodir dengan baik. Kompetensi sosial dan emosional diperlukan agar guru dapat fokus memberikan pembelajaran dan dapat mengambil keputusan dengan tepat dan bijak sehingga dapat mewujudkan merdeka belajar dikelas maupun di sekolah.

  • Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?
Jawaban:

Seorang pendidik ketika dihadapkan dengan kasus-kasus yang fokus terhadap masalah moral dan etika, baik secara sadar ataupun tidak akan terpengaruh oleh nilai-nilai yang dianutnya. Nilai-nilai yang dianutnya akan mempengaruhi dirinya dalam mengambil sebuah keputusan, jika nilai-nilai yang dianutnya nilai-nilai positif maka keputusan yang diambil akan tepat, benar dan dapat dipertanggung jawabkan dan begitupun sebaliknya jika nilai-nilai yang dianutnya tidak sesuai dengan kaidah moral, agama dan norma maka keputusan yang diambilnya lebih cenderung hanya benar secara pribadi dan tidak sesuai harapan kebanyakan pihak. Kita tau bahwa nilai-nilai yang dianut oleh Guru Penggerak adalah reflektif, mandiri, inovatif, kolaboratif dan berpihak pada anak didik, Nilai-nilai tersebut akan mendorong guru untuk menentukan keputusan masalah moral atau etika yang tepat sasaran, benar dan meminimalisir kemungkinan kesalahan pengambilan keputusan yang dapat merugikan semua pihak khususnya peserta didik.

  • Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman?
Jawaban:

Pengambilan keputusan yang tepat terkait kasus-kasus pada masalah moral atau etika hanya dapat dicapai jika dilakukan melalui 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan dapat dipastikan bahwa jika pengambilan keputusan dilakukan secara akurat melalui proses analisis kasus yang cermat dan sesuai dengan 9 langkah tersebut, maka keputusan tersebut diyakini akan mampu mengakomodasi semua kepentingan dari pihak-pihak yang terlibat, maka hal tersebut akan berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

  • Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?
Jawaban:

Jawaban saya yaitu iya, kesulitan muncul karena masalah perubahan paradigma dan budaya sekolah yang sudah dilakukan selama bertahun-tahun. Diantaranya adalah sistem yang kadang jika memaksa guru untuk memilih pilihan yang salah atau kurang tepat dan tidak berpihak kepada murid. Yang kedua tidak semua warga sekolah berkomitmen tinggi untuk menjalankan keputusan bersama. Yang ketiga keputusan yang diambil kadang kala tanpa sepenuhnya melibatkan guru sehingga muncul banyak kendala-kendala dalam proses pelaksanaan pengambilan keputusan.

  • Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?
Jawaban:

Menurut pendapat saya, semua tergantung kepada keputusan seperti apa yang diambil, apabila keputusan tersebut sudah berpihak kepada murid dalam hal ini tentang metode yang digunakan oleh guru, media dan sistem penilaian yang dilakukan yang sudah sesuai dengan kebutuhan murid. Maka hal ini akan dapat memerdekakan murid dalam belajar dan pada akhirnya murid dapat berkembang sesuai dengan potensi dan kodratnya. Namun sebaliknya apabila keputusan tersebut tidak berpihak pada murid, dalam hal metode, media, penilaian dan lain sebagainya maka kemerdekaan belajar murid hanya sebuah omong kosong belaka dan tentunya murid tidak akan dapat berkembang sesuai potensi dan kodratnya.

  • Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?
Jawaban:

Mengambil keputusan yang digunakan dengan baik akan membawa kesuksesan dalam kehidupan murid di masa yang akan datang. Demikian sebaliknya apabila kebutuhan tersebut tidak diambil dengan bjaksana maka bisa jadi berdampak sangat buruk bagi masa depan murid-murid. Keputusan yang berpihak pada murid haruslah melalui pertimbangan yang sangat akurat dimana dilakukan terlebih dahulu pemetaan terhadap minat belajar, profil belajar dan kesiapan belajar murid untuk kemudian dilakukan pembelajaran berdiferensiasi yaitu melakukan diferensiasi konten, diferensiasi proses, dan diferensiasi produk.

  • Apakah kesimpulan akhir  yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?
Jawaban:

Pengambilan keputusan adalah suatu kompetensi atau skill yang harus dimiliki oleh guru dan harus berlandaskan kepada filosofi KHD yang dikaitkan sebagai pemimpin pembelajaran. Pengambilan keputusan harus berdasarkan pada budaya positif dan menggunakan alur BAGJA yang akan mengantarkan pada lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman (well being). Dalam penngambilan keputusan seorang guru harus memiliki kesadaran penuh (mindfullness) untuk menghantarkan muridnya menuju profil pelajar pancasila, ada banyak dilema etika dan bujukan moral sehingga diperlukan panduan sembilan langkah pengambilan dan pengujian keputusan untuk memutuskan dan memecahkan suatu masalah agar keputusan tersebut berpihak kepada murid demi terwujudnya merdeka belajar.


  • Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?
Jawaban:

Tentang konsep-konsep yang telah saya pelajari di modul ini, saya memahami bahwa dilema etika dan bujukan moral adalah hal yang berbeda. Dilema etika ketika seseorang menentukan keputusan pada situasi benar lawan benar, dimana keduanya memiliki nilai-nilai kebajikan yang saling bertentangan. Sedangkan bujukan moral, dimana seseorang menentukan keputusan pada situasi benar lawan salah.

Empat paradigma pengambilan keputusan kebenaran versus loyalitas, individu versus masyarakat, jangka pendek versus jangka panjang, dan keadilan versus belas kasihmemberikan kerangka yang membantu dalam menganalisis konflik yang mungkin muncul.

Dalam pengambilan keputusan, guru penggerak memiliki 3 prinsip yang dapat diambil meliputi Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking), Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking), dan Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking). Kendati demikian, penggunaan prinsip harus sesuai dengan nilai-nilai yang tertanam dalam setiap guru penggerak.

    Berikut langkah-langkah yang bisa ditempuh sebelum Guru Penggerak menentukan keputusan.

    1. Apa nilai-nilai yang saling bertentangan dalam studi kasus tersebut?
    2. Siapa yang terlibat dalam situasi tersebut ?
    3. Apa fakta-fakta yang relevan dengan situasi tersebut ?
    4. Mari kita lakukan pengujian benar atau salah terhadap situasi tersebut.
      • Apakah ada aspek pelanggaran hukum dalam situasi tersebut? (Uji legal)
      • Apakah ada pelanggaran peraturan/kode etik profesi dalam kasus tersebut? (Uji regulasi)
      • Berdasarkan perasaan dan intuisi Anda, apakah ada yang salah dalam situasi ini? (Uji intuisi)
      • Apa yang anda rasakan bila keputusan Anda dipublikasikan di media cetak/elektronik maupun viral di media sosial? Apakah anda merasa nyaman? (Uji Publikasi)
      • Kira-kira, apa keputusan yang akan diambil oleh panutan/idola Anda dalam situasi ini?
    1. Jika situasinya adalah situasi dilema etika, paradigma mana yang terjadi pada situasi tersebut?
    2. Dari 3 prinsip penyelesaian dilema, prinsip mana yang akan dipakai?
    3. Apakah ada sebuah penyelesaian yang kreatif dan  tidak terpikir sebelumnya untuk menyelesaikan masalah ini (Investigasi Opsi Trilemma)?
    4. Apa keputusan yang akan Anda ambil?
    5. Coba lihat lagi keputusan Anda dan refleksikan.

    Hal-hal yang diluar dugaan saya adalah:
    a. Setelah saya mempelajari modul 3.1, ternyata selama ini kasus-kasus yang saya hadapi sebagai individu maupun warga  sekolah ada yang merupakan kasus dilema etika dan ada pula kasus yang merupakan bujukan moral.
    b. Ternyata dalam mengambil keputusan diperlukan keputusan yang mengandung nilai-nilai kebajikan, keberpihakan dan dapat dipertanggungjawabkan, dimana harus berdasarkan  4 paradigman keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan.
    c. Dengan menerapka 9 langlah pengambilan dan pengujian keputusan, keputusan yang diambil telah melalui pertimbangan yang matang, sehingga keputusan yang diambil adalah keputusan yang terbaik dan paling minim resiko.

    • Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?
    Jawaban:

    Sebelum mempelajari  modul ini, saya pernah menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema yaitu, dilema individu lawan kelompok, rasa keadilan lawan rasa kasihan, kebenaran lawan kesetian, da jangka pendek lawan jangka panjang. Namun, sebelum saya mempelajari modul ini saya membuat keputusan berdasarkan rasa empati dan kasihan, serta melihat manfaat dan resiko yang akan muncul dari pengambilan keputusan tersebut. 

    Perbedaan pengambilan keputusan saya sebelum dan sesudah mempelajari modul ini adalah saya belum menerapkan 9 langkah pengambilan dan pengujian dari keputusan yang telah saya buat.


    • Bagaimana dampak mempelajari konsep  ini buat Anda, perubahan  apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?
    Jawaban:

    Pembelajaran pada modul 3.1 ini memberikan dampak yang sangat besar bagi saya dalam mengambil keputusan. Sebelum saya mempelajari modul ini, saya sering merasa khawatir dan ragu atas keputusan yang telah saya buat, apakah keputusan ini adalah keputusan yang tepat atau tidak, dan terbaik atau tidak. Hal ini dikarenakan saya belum mempelajari bagaimana 4 paradigma keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan.

    Setelah saya mempelajari modul 3.1 ini, saya lebih percaya diri dalam mengambil keputusan.  Hal ini dikarenakan saya telah melakukan 9 langkag pengambilan dan pengujian keputusan, sehingga saya yakin bahwa keputusan yang telah saya ambil adalah keputusan yang memiliki nilai kebijakan, keberpihakan dan dapat dipertanggungjawabkan dan merupakan yang terbaik untuk menyelesaikan masalah tersebut.


    • Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?
    Jawaban:

    Sebagai seorang individu dan seorang pemimpin, sangat penting bagi saya mempelajari modul ini. Dengan mempelajari modul ini, saya dapat membedakan kasus-kasus yang saya hadapi dilema etika atau bujukan moral.
    Saya dapat lebih terampil dalam mengambil keputussan terbaik dari permasalahan yang saya hadapi denga memahami 4 paradigma keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Dengan demikian, saya akan lebih percaya diri dalam mengambil keputusan yang berdasarkan nilai kebajikan, berpihak kepada murid,  dan dapat dipertanggungjawabkan. 


    Pages - Menu